Bagian 1 Mimpi indah
Pov Nirmala Suci
“Assalamu’alaikum.. Ma!” panggil putriku, yang tak lagi kecil ini, memasuki pintu rumah.
“Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuuh… Hmmm, datang- datang ceria banget, ada apa sayang?”
“Ma, masa driver ojol yang antar Kakak barusan ganteng banget, kulitnya putih bersih, mana wangi lagi, udah gitu orangnya sopaaan banget, bawa motornya juga halus… hi.. hi… hi.”
Mataku membulat, “What’s, driver ojol ?” sisi hatiku yang lain membela, emang kenapa kalo babang ojek, dia juga manusia, pekerjaan itu halal juga, bahkan sulungku juga berencana jadi driver sembari kuliah, lumayan setidaknya mulai belajar punya penghasilan sendiri. Duuhhh kayaknya pikiranku kejauhan deh. Kugelengkan kepala kuat- kuat, sambil berdoa,
Yaa Allah yang Maha Kasih tanpa pilih kasih, yang Maha Agung dengan segenap kekuasaan, hamba mohon berikanlah hamba putra putri yang sholeh sholehah dan pasangan bagi mereka yang sholeh sholehah juga, Aamiin.
“Trus..?”
“Ya.. gitu doang, gak ada lanjutannya.”
“Laahhh…” Gantian Aku yang terbengong- bengong sendiri..
——————-
“Ma..Mama…. ?”
“Ehmm.. ada apa sayang, belum juga salam masuk rumah, sudah teriak- teriak aja..”
“Eih iya, Assalamu’alaikum Ma!” Sambil diraihnya punggung tanganku, diciumnya dengan takdzim.
“Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakaatuuh.. Ayo segera berganti pakaian, Mama tunggu di meja makan ya..”
“Ma…!’
“Hmmm..”
“Dulu Mama pacaran ngga?”
What’s… napa ni anak nanya- nanya hal begini, SMA aja belum kelar. “Uhuk.. uhuk..”Tersedak ku dibuatnya.
Diambilnya segelas air putih, “Ini Ma, diminum dulu!”
“Mama gak bolehin Kakak pacaran, kenapa sih..” matanya membulat, sambil bergelayut manja di lenganku.
“Kakak boleh kok pacaran… tapi.. setelah menikah. Enak lho Kak, pacaran dengan yang halal dan legal, dapat pahala lagi.”
“Kok bisa, Ma?”
“Coba, namanya halal itu gimana?”
“Perbuatan yang diperbolehkan dan bila dilaksanakan mendapat pahala.”
“Yes, right.. Nah, Allah berfirman dalam dua ayat yang berbeda, yang pertama QS An Nur ayat 32, Wa ankihul ayyaamaa minkum washshoolihiina min ‘ibaadikum wa imaa ikum, in yakuunu fuqaraa a yughnihimullahu min fadhlih, wallahu waasi’un aliim. Artinya, dan nikahkanlah orang- orang yang masih sendirian (membujang) diantara kamu, dan juga orang- orang yang layak menikah dari hamba- hamba sahayamu yang laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan mengayakan mereka dengan fadhilatnya. Dan Allah maha luas dan maha mengetahui.
Dan yang kedua QS Al Isra ayat 32 Wala taqrabuzzina innahu kaana faahisyah wa saa a sabiilaa. Dan artinya, dan janganlah kamu dekati zina, sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.
Berarti seorang perempuan yang sudah baligh, bila ia mampu, Ayahnya berkewajiban menikahkannya kepada lelaki sholih yang juga meniatkan pernikahan hanya kepada Allah SWT. Agar apa?”
“Agar ia tidak jatuh pada rasa- rasa, yang mungkin saja bisa tumbuh, karena ia sudah berubah menjadi kembang perawan. Menepis rasa itu sulit, sayang… ia datang tanpa dipinta, tanpa izin, juga tanpa tanda, itulah cinta.
Dan seringnya demi alasan cinta, perbuatan mendekat kepada zina, sangatlah sulit untuk dielakkan. Sedang Dia menyatakan dengan tegas, wa la taqrabuzzinaa. Tidak ada alasan apapun, zina tak boleh didekati, paham kamu Nak?” kupandang lekat ke dasar matanya, aku hanya ingin tahu kesungguhmengertiannya saja, betulkah ada dalam maniknya.
“Iya Ma.. doakan Kakak ya Ma!”
“Bagaimana pria impian Kakak, yag kelak akan menjadi imam Kakak?”
“Apa Kakak tetap boleh, punya impian itu?”
“Ya boleh dong sayang… doakan dan bayangkan ia nyata, tapiii tetap bersikap pasrah terhadap takdir yang akan membawamu kepada kesamaan catatan yang tertulis dalam Lauhul Mahfudz, disitulah kan kau rasakan sebuah rahmat, Rahmat yang murni datang dari Allah saja, bukan dari yang lain.”
“Biar kek Ayah dan Mama ya…, sampai sekarang pacaran mulu?” Kembali ia bermanja- manja. Aah putriku.. sudah besarpun, kau masih tampak kecil di mataku. Wajahnya mirip sekali denganku dua puluh tahun yang lalu…
Aku yang saat itu masih berseragam abu putih, bahkan seragamkupun masih mengkilat, pertanda baru. Kesibukan sebagai penulis lepas, sering menjadikan hari- hari di sekolah adalah hari- hari yang sangat melelahkan. Aku sering tertidur pada saat jam pelajaran tengah berlangsung. Dan siang itu..
“Aku dimana ya, ini ruangan apa.. Hey kenapa Aku pake kebaya putih nan elegant dengan ekor yang menjuntai panjang komplit dengan kain jarik sidomukti, mahkota sederhana yang bertahtakan batu saphir dan beberapa biru bulan yang tersebar acak, juga untaian melati dan anggrek ungu yang sangat indah menutup sempurna pengganti hijabku?” belum puas memindai keseluruhan penampilanku, kurasakan hangatnya jari jemariku. Aku mengernyitkan dahi, siapa yang genggam tangan ini, dan hey mengapa ia senyum- senyum melulu sebelahku, bahkan sesekali ia menatapku, begitu menenangkan.
Dia pun sama mengenakan beskap dan kain jarik sidomukti yang sama seperti yang aku kenakan, di punggungnya tampak keris dan untaian melati yang serasi dengan pakaian yang kukenakan. Berkali- kali diremasnya jemariku dengan lembut dan tersenyum mesra kepadaku.
Ish siapa sih dia, rambutnya sedikit ikal, hitam mengkilat apalagi saat tertimpa cahaya lampu blitz yang terus mengabadikan momen ini. Tingginya kira- kira 15 cm di atasku, relative kurus, namun tetap tegap dan gagah.
Kulitnya kuning bersih, terlampau bersih malah untuk ukuran pria. Dan anehnya, kenapa juga Aku membiarkan dia menggenggam jemariku. Semua orang di ruangan ini tampak bahagia, Mama, Papa, Nenek Kakek dan keluarga besar yang jarang bersua pun tampak larut dalam kebahagiaan, membaur bersama tetamu yang silih berganti menyalami kami.
“Selamet yo Nduk Nirmala, Nak …, mugo Gusti Allah paringi berkah dadi kaluwarga sing ayem tentrem, tresna- tinresnan, lan urip sing kebak kaluwihane kanggo kaluwarga, masarakat lan nagara.”
Lamat- lamat kudengar Om Deny, teman Papa yang sudah akrab denganku sedari kecil memberi ucapan selamat dan doa. What’s emang Aku habis ngapain? Aku ada di acara apa sih ini. Tadi siapa ya nama yang disebut Om Deny.. Duh Gusti tolong Aku…
“Suci.. Suci… bangun Suci, tu si Ustadz nunjuk ke kamu, makanya jangan molor saat jam pelajaran berlangsung!” Gerutu Hannah, teman sebangkuku. Gelagapan ku dibuatnya, dengan langkah gontai, Aku pun maju ke depan dan mulai mgerjakan soal sesuai perintah sang Ustadz. Hmmmffhhh.. untung soal ini sama persis dengan soal yang kukerjakan semalam. Dan sepertinya sang Ustadz cukup puas dengan jawaban yang kuhadirkan, hi hi hi mungkin dalam benaknya agak heran baru bangun tidur kok bisa kerjakan sih.
Tapi sejenak mimik Ustadz yang bingung itu akhirnya berubah dengan senyum yang tersungging yang artinya no problemo lah dengan prilaku mu, sing penting iso ngerja’ke.
***
Sungguh satu hari yang membuat mood ku benar- benar berada pada puncak baiknya, hati serasa berbunga- bunga, hidup terasa penuh warna, indah banget.. ada sih heran campur bingung, haishhh udah kaya es campur mang Dian aja, seger…
Semua tampak nyata, detail peristiwa teringat begitu jelas bagai susunan puzzle yang sudah komplit. Saat ingat senyumannya di hari sakral itu, hati serasa melompat- lompat di atas trampoline, lelah tapi bahagia.
Mimpi itu terulang lagi hari ini, padahal Aku tidak sedang tidur di kelas loh, tidur dengan mimpi indah itu kembali terhenti oleh panggilan alarm di sepertiga malam terakhirku.
Termangu Aku di bibir ranjang, mengapa mimpi ini bisa hadir kembali, detail peristiwanyapun sama persis, bahkan aroma parfumnyapun masih terasa menghangatkan tubuhku.
Aahh lebih baik, Aku kembalikan kepada Ilahi rabbi, kan kutumpahkan segala tanya yang bergelayut dalam hati ini, hanya kepada-Nya saja segala jawab tersimpan. Segera kuseret langkah menuju kamar mandi, membasuh wajah dengan air wudhu, sangat menyegarkan.
Di atas sajadah kutumpahkan segala rasa ini kepada-Nya, Ya Allah, bila benar mimpi ini petunjuk dari- Mu, berikanlah hamba mimpi yang sama persis dengan yang ini, dan jagalah hati ini, hanya untuknya yang telah Kau sematkan namaku dan namanya dalam lauhul Mahfudz-Mu.
Jagalah hatinya dari wanita manapun selain hamba, biarkan hamba menjadi yang pertama dan terakhir untuknya, dan buatlah ia menjadi yang pertama dan terakhir bagi hamba. Namun bila mimpi ini bukan berasal dari Engkau, janganlah Kau hadirkan mimpi itu atau yang serupa dalam tidurku. Tuntunlah jiwaku hanya kepada lelaki halal yang telah Engkau tetapkan, jadikan kebersamaan kami sebagai jalan taqarrub kami, hanya kepada- Mu saja Yaa Rabb Al’Aalamiin.
Seminggu berlalu, rutinitas kegiatan sekolah, deadline penulisan, kegiatan extra dan les yang sangat padat, membuatku lupa akan mimpi yang seperti nyata itu. Namun dini hari ini, kembali ku terbangun dari mimpi indah yang sama.. mimpi ini hadir kembali, sama persis, hanya seperti ada sambungannya..
hmffttt.. udah kaya cerbung aja, bulu kudukku merinding, hatiku berkecamuk, pikiranku hilang fokus.
Yaa Allah.. kuasa-Mu betul- betul agung, memberi petunjuk melalui mimpi adalah hal termudah bagi-Mu, izinkan hamba memohon, kiranya mimpi ini benar petunjuk dari-Mu, dekatkanlah hamba dengannya, dekatkan pula ia kepada hamba, Bila ia miskin, kayakanlah ia dengan fadhilat-Mu. Jadikan rasa tentram yang terus bertumbuh bagi kami, saat Engkau menjadikan kami bersama.
Begitu pula sebaliknya, bila mimpi ini bukan berasal dari Engkau, cegahlah syetan menjelma melalui mimpi ini, agar tiada prasangka ku dibuatnya. Hanya Engkau saja yang memiliki kuasa atas hal ini, ampuni hamba atas kegundahan yang tak mendasar ini, Wahai Engkau pemilik rasa tentram.
Astaghfirullahal ‘adziem alladzii laa ilaaha illa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaik. Perlahan ketenangan mulai menyusup kedalam ribuan poriku, menembus dada. Istimewa.. saat- saat seperti ini, selalu dan selalu terasa istimewa buatku.
***
Yeyyy sebentar lagi wisuda kelas enam, begitu kami menyebutnya, karena sistim sekolah kami boarding school, satu paket pembelajaran dari kelas satu Tsanawiyah hingga kelas tiga Aliyah. Pekan ini, adalah pekan terakhir diberikannya materi pelajaran. Setelah itu kami diberi hari tenang selama sepekan, dan selanjutnya akan dimulai rangkaian latihan ujian hingga ujian akhir, baik nasional maupun sekolah.
Selama masa hari tenang, seluruh tanggung jawab organisasi siswa diserah-terimakan kepada adik kelas. Sehingga selama tiga bulan masa ujian, kami betul- betul dapat berkonsentrasi menghadapinya.
Jangan dikira hari tenang itu santai serasa di pantai, terutama bagi kami yang sibuk di organisasi sekolah, laporan pertanggung-jawaban selama setahun menjabat, harus dibuat dengan sebenar- benarnya, lampiran- lampiran yang mendukung kebenaran laporan harus komplit, berikut dokumentasi yang menyatakan bahwa laporan adalah benar, harus tampak nyata.
Mengumpulkan, menyusun dan membuat laporan atas tiga tangung jawab yang Aku emban, betul- betul menguras tenaga, pikiran dan waktu tidur. Tau sendiri melewatkan waktu tidur itu sesuatu deh… sayang pake banget, apalagi kalo mimpi indah itu hadir, dunia terasa begitu indah, pekerjaan seberat apapun terasa sangat mudah dan ringan, begitulah yang terjadi padaku si gadis moody.
Dan maha baiknya Allah, saat penat- penatnya mengerjakan laporan pertanggung- jawaban, bahkan Aku terlelap sebentar di kantor organisasi sekolah, Allah hadirkan mimpi itu kembali. Tepatnya setelah dua tahun mimpi itu tidak menyambangi tidurku. Bangun seperti mendapat amunisi kualitas export, cepat sekali kukerjakan semua tugas ini, hingga membuat teman satu team bertanya- tanya sekembalinya ke ruang organisasi sekolah ini.
“Emang ada siapa yang datang?”
“Hah.. Siapa yang datang.. Ada juga kamu yang kelamaan keluar, nongol begitu laporan udah rapih.”
“Ish.. gak biasanya kamu kerja secepat dan serapih ini.” Dipegangnya dahiku dengan punggung tangannya.
“Ihh apaan sih, emang dikata Aku kesambet apa?” melotot sambil menahan tawa, ku dibuatnya.
Hi.hi..hi.. gak mungkin kan Aku cerita tentang misteri mimpi ini kepadanya. Karena Aku memang sudah berjanji pada diriku sendiri, hanya akan bercerita perihal mimpi ini kepada lelaki yang akan menjadi suamiku. Ya pria yang ada dalam mimpi itu. Dan anehnya, hingga detik ini, Aku pun tak tahu siapa dia. Walau banyak pria yang berusaha mendekatiku, menyatakan cinta, bahkan berniat mengkhitbah, namun hati kecilku mengatakan bukan dia orangnya,
Sehingga tanpa perlu susah, biasanya mereka akan mundur secara teratur. Penasaran siapa dia? Ho ho jangan ditanya, penasaran banget lah..
Leave a Comment